Baterai Lithium Iron Phosphate (LiFePO4), biasa disebut dengan baterai LFP, merupakan jenis baterai isi ulang yang terkenal dengan stabilitas dan keamanannya. Salah satu karakteristik utama yang menentukan baterai ini adalah profil tegangannya. Memahami karakteristik voltase baterai LiFePO4 sangat penting untuk mengoptimalkan kinerjanya dan memastikan umurnya yang panjang.
Sel LiFePO4 yang terisi penuh biasanya memiliki tegangan nominal 3,2 hingga 3,3 volt. Saat terisi penuh, tegangan bisa naik hingga sekitar 3,6 hingga 3,65 volt per sel. Kurva tegangan yang relatif datar selama pengosongan ini merupakan salah satu keunggulan kimia LiFePO4, yang menyediakan pasokan daya yang stabil pada berbagai kondisi pengisian daya.
Selama pengosongan, tegangan sel LiFePO4 tetap konstan hingga mendekati keadaan pengosongan dalam. Pada titik ini tegangan turun lebih cepat. Umumnya disarankan untuk tidak mengosongkan sel LiFePO4 di bawah 2,5 volt untuk menghindari potensi kerusakan dan memperpanjang masa pakai baterai.
Mengisi daya baterai LiFePO4 memerlukan perhatian khusus pada batas voltase. Protokol pengisian standar melibatkan fase arus konstan diikuti dengan fase tegangan konstan, di mana tegangan dipertahankan pada sekitar 3,6 hingga 3,65 volt per sel hingga arus berkurang. Pengisian daya yang berlebihan melebihi 3,65 volt dapat menyebabkan panas berlebih dan potensi kegagalan, jadi kontrol voltase yang tepat sangat penting.
Kesimpulannya, karakteristik voltase baterai LiFePO4 menjadikannya pilihan menarik untuk banyak aplikasi, mulai dari kendaraan listrik hingga sistem penyimpanan energi terbarukan. Tegangannya yang stabil selama pengosongan, ditambah dengan persyaratan pengisian daya yang ketat namun dapat dikelola, memastikan pengoperasian yang andal dan aman. Manajemen tegangan pengisian dan pengosongan yang tepat adalah kunci untuk memaksimalkan kinerja dan masa pakai baterai LiFePO4.